-->

Tokoh Buku

Pembelajaran terbaik kisah, perjalanan, karier bahkan cinta. Yang selalu ada masud arti tersendiri di setiap kata, permasalahan yang menjumpai selalu ada pahit dan manisnya perjalanan, rintangan yang sulit penuh makna arti yang terdiri dari berbagai macam tantangan. Kehidupan yang penuh dengan perjuangan untuk memantaskan diri dari segala sesuatu. Tak pantas untuk berada di dekatnya dan berujung ke patah hatian untuk mundur tanpa menjadi yang terbaik.

Kisah yang terkadang membuat kita senyum sendiri, dari memori yang pernah di simpannya. Perjalanan yang penuh dengan tantangan yang tak semestinya menjadikan seperti apa yang di kehendaki bahkan karier yang menjadikan impian pertama dalam perhubungan masa depan.

Cinta yang menjadikan tersenyum, tertawa, bahagia, sedih, patah hati, akan menjadikan masalah lalu bahkan perdana dalam kehidupan yang dijalaninya. Perdana dan midsetnya itu jelas pun terkadang hanya menjadi penyesalan di akhir kisah.










1
RENCANA




Pekalongan, April 2016


Sore hari setelah pulang kerja ia berjalan dengan sepatu kesukaannya Staatement Hells berjalan layaknya bidadari, memakai mini Dress putih hadiah Ulang Tahunya menuju rumah Nadin. Ia tersenyum tipis melihat teman – temanya yang sedang duduk santai di atas kursi sofanya. “sudah ku bilang kamu itu cantik kalau memakai mini Dress Kim” Tanya Amel dengan wajah kagum.
“Ohh iya makasih Amel?” Jawab Kimberlly dengan memeluk Amel.
Make up yang sempurna di pelukuk mata dengan Eye shadow berwarna keunguan, pipih tipis terbalut Powder membuatnya ingin cepat – cepat beranjak pemotretan. “ayo..!! kita beranjak sekarang aja” tanya Kimberlly dengan menghibaskan kipas ke wajah yang sedikit berkeringat.
“iya bentar lagi kita bakalan beranjak” jawab Amel dengan memegang smartphonenya.
Rasa tidak sabar yang ingin segera sampai tempat pemotretan, sabut berjalan Kimberlly menuju Amel ia duduk di dekatnya, ia merasakan pengap ketika terlalu lama menunggu Fotograpernya ia melepaskan sepatunya, dan duduk rilex di antara Nadi dan Amel.
Mereka berempat beranjak ketempat pemotretan. Kimberlly ini berbeda dengan hari sebelumnya dan tidak seperti biasanya, ia lupa tidak mengajak Anis sahabat terdekatnya, wajah yang kusut, lemas, tak berenergi ia lemah merasa gak enak sama Anis, karna sudah janji akan mengajaknya. Kamera yang sudah keluar dari tas yang di pegang sama Dika Fotografer, “Coba kamu berdiri di situ?” tanya Dika yang akan memulai pemotretan. “Aku gak bisa aku gak enak sama sahabat aku, aku sudah janji aku akan mengajaknya, tapi aku lupa?” Jawab Kimberlly dengan wajah yang cemas.
Kegagalan Hunting di sore hari itu membuat teman - teman tidak begitu mood untuk melanjutkan Pemotretan tersebut, awalnya meraka berempat sudah membuat acara bahwa hari tersebut akan di lakukan pemotretan di Cafe. Karna waktu yang sempit Kimberrly lupa akan menghubungi Anis pada saat membuat acara tersebut di Rumah Nadin.
 Mereka berempat memutuskan untuk kembali lagi kerumah Nadin, karena wajah Kimberrly yang tidak begitu simpatic dan penuh dengan kecemasan karna punya rasa tidak enak sama Anis.
 “Ayoo pulang aja..!!! Lagian Kimberrly wajahnya gitu gak mood. Gak seperti biasanya? “ Ajakan Dika dengan sedikit kecewa.
“Iya ayoo dari pada entar hasilnya bakal jelek juga mendingan kita pulang aja”  Sambut dengan cepat Nadin yang begitu merasa kesal.
 “Sabar… kali aja Kimberrly sudah bisa berubah” dengan rasa yang kasian  Amel membujuk Kimberrly supaya bisa menjadi mood kembali.
 Kimberrly tidak biasa mengembalikan moodnya, Kimberlly pun tetep cemberut dijalan dan hingga sampai Rumah di mana tempat berkumpulnya sebelum membuat acara tersebut.
“ ahh... lu Kim besok lagi kalau muka lu gitu lagi jangan bikin atau jangan lu accept acara ini”
 dengan kesel Nadin berkata ke Kimberrly.
 Kimberrly  hanya diam pada saat di katakan oleh  Nadin sampai Kimberlly pulang ke Rumah Sendiri. Dengan rasa gak enak Kimberrly ini Izin pulang dan belum sempat minta maaf terhadap teman – temanya
“ aku pulang dulu?”
Ucapan Kimberrly yang simpel tanpa ada jawab dari Nadin. Amel yang penuh rasa kasihan
“Ia kim hati – hati di jalan”  
Kimberlly langsung beranjak  jalan kaki sendirian, karna rumah Kimberrly yang lumayan dekat dengan rumah Nadin. Nadin yang begitu masih kesal ia pun berbicara di belakang Kimberlly setelah Kimberlly pulang. “Sahabat segitunya gila kan..!!!”
perkataan si Nadin yang agak sedikit kesal.
“ namanya juga sahabat din..!!”
Amel yang sedikit kasihan dan ia tahu persahabatannya Kimberlly dengan  Anis yang sudah lama. Kimberlly yang sedang introspeksi diri karna tingkah Kimberlly yang membuat temennya menjadi kesal dengannya. Setelah sampai di rumah Kimberlly tak langsung menghubungi Anis karna punya rasa tak enak, Ia yang sedang duduk di dekat cendelanya ia merenungkan kesalahannya.
“ seharusnya aku gak seperti itu”
 Kimberlly memikirkan sesuatu untuk meminta maaf kepada teman – temanya. Kimberlly yang langsung beranjak meninggalkan tempat duduk yang di dekat cendala,
“ aduhhh minta maaf sekarang atau besok yahh..!!!”
“ kalau besok lama takut Nadin, Amel makin marah..!!!”
Ia yang sudah terlanjur melakukan kesalahannya ia pun memutuskan untuk beranjak ke rumah Nadin, namun waktu yang terlalu malam ia takut akan di marahi sama Mama dan Papahnya. Kimberlly berpikir untuk bagaimana cara keluar dari rumah tanpa lewat pintu depan, dengan idenya Kimberlly memilih keluar dari rumah lewat cendela dekat kamarnya, dengan terburu -buru keluar dari rumah Kimberlly menyentuh gelas yang di taruh di dekat cendelanya pagi hari sebelum berangkat kerja.
Mamah Kimberlly yang terdengar suara pecahan gelas.
“Kim apaan ituu..!!!”
Dengan ia melewati cendela  dan ia berhenti sejenak dengan menutup mulut,
“emmbb apa mah itu kucing...!”
“ lagi enak tidur mamah suaranya bisa di kecilin lagi gak... “
Akting Kimberlly yang pandai ini meyakinkan Mamanya bahwa itu kucing. Kimberlly melanjutkan aksinya selangkah demi langkah.
Akhirnya Kimberlly keluar dari rumahnya Kimberlly langsung Menuju rumah Nadin. Setelah sampai di rumahnya Nadin ternyata di rumah Nadin sudah sunyi karna tengah malam. Kimberlly pun tak ragu untuk mengetok pintu rumahnya.
“ tok.. tok,, dinn... Nadinnn...!!!”
dengan mengetok yang agak keras Nadin pun tak kunjung bangun. Ia pun mencoba lagi untuk mengetok  cendala kamarnya si Nadin..
” tokk...tokk..!!! dinn... ini gue Kimberlly...bangun aku mau ngomong sama kamu..”
dengan rasa yang masih ngatuk Nadin pun mendengar suara 
“ suara siapa”
“ ini Kimberlly”
“ ohh gila banget nekat banget lu Kim ada apa tengah malem kesini” “ aku mau ngomong sama kamu”
“ besok kan bisa..”  jawab dengan mata terbenam
“ yahh tanggung nih sudah sampai sini..!!!”  
dengan rasa yang kasihan Nadin pun membukakan pintu untuk Kimberlly. Nadin berjalan sengoyongan ia masih terasa kantuk
“ yaudah masuk...”  ucapan Nadin dengan menguap dangan membukakan pintu rumahnya.
“ sini aja depan di dalem gak enak sama keluarga kamu”
“yaudah..” mereka pun duduk di depan sambil membicarakan masalahnya.
“ gimana Kim.. ada apa? Kayanya penting banget ke rumahku tengah malam gini?”  
dengan wajah yang masih ngantuk.
“iya gini sebelumnya maaf banget sudah ganggu tidur lu.. gue mau minta maaf soal kejadian yang tadi karna perilaku ku..” 
dengan rasa kesal karna kelakuan Kimberlly yang tadi Nadin pun tidak begitu tulus memaafkan Kimberlly.
“ yah? gue maafin kim.”
“ yah,.. gitu mah kamu masih kesel sama aku dinn..maafin lah..”
“ iya gue maafin..”  
Kimberlly  tau karna Nadin tidak begitu tulus untuk menerima maafnya darinya.
“ saya tau kamu gak tulus din.. kita kan sahabat din?”
“ apa kamu bilang kita sahabat....!!!, coba lu bandingkan tadi ada aku gak ada anis, lu masih kecondong ke anis... Kim?“  
Kimberlly yang ke bingungan sambil menatap ke bawah “ iya maaf din aku sudah lama temenan sama dia bahkan sejak SMA aku temanan sama dia,  jadi maafin aku, aku janji gak kan mengulangi lagi din.” “ lagian Nadin itu sahabat ku juga yang paling cantik, kece, dan gogil asik lagi.. hihii? Maafin yah din...”
dengan ucapan Kimberlly yang agak sedikit memuji, Nadin akhirnya memaafkannya.
“ iyaa.. iya aku maafin Kim..?”  jawab Nadin dengan rasa kasihanya, akhirnya Kimberlly akan mengajak ia makan sebagai tanda maaf ke Nadin dan teman-temanya.
“ horee....!!! yaudah besok kita makan di mana, sebagai tanda aku minta maaf, lu harus terima..? “  
“iya iya terserah...???”  
“yaudah besok saya kabarin.. yaudah lanjut besok aja.. aku gak enak sama kamu hihi kayaknya udah ngantuk..”
 perkataan tersebut Kimberlly langsung meninggalkan rumah Nadin.











Senin, April 2016....

Pagi hari sekitar jam 05.00 WIB waktu kebiasanya Kimberlly bangun, ia tak kunjung bangun karna kejadian semalam ia lupa tak memasang jam Alarm meja kamar tidurnya. Kecapiannya membuat tidur di kamarnya, ia yang harusnya berangkat ke tokoh buku jam 07.00 WIB.
 “ gilaa.,...!!! kesiangan,...!!! Mamah kenapa gak di bangunin...!!!”  dengan suara yang kencang.
“ia sengaja mama gak bangunin biar belajar mandiri”
Perkataan Mamahnya yang sedikit cuek
Ia yang baru bangun jam 08.00 WIB langsung bergegas ke kamar mandi dan  make up seadanya tak seperti biasanya yang tampil cantik, dan memakai seragam kerjanya yang salah seharunya di pakai untuk besok ia pakainya. Kimberlly bergegas langsung berangkat ke tempat kerjanya.
“ pagi..!”
“ pagi juga Kim” jawab dengan tertawa yang aneh.
“ kenapa mereka senyumnya gitu gak seperti biasanya” Ucapan kimberlly di dalam hati, dengan penuh kebingungan.
“ ehhh kenapa sih gitu sama aku... ada yang anehh..”
Tiba – tiba salah satu temen dari tempat kerja tersebut datang menghampirinya.
“ Kim sini coba kamu lihat baju kamu..?”
“ waduhhh *@%^%##&#%^#&#%”
dengan rasa malu ia tersenyum dengan malu
“ hihihiihihi sory salah baju..”  
Kimberlly menyadari kalau ia salah seragam yang di pakainya.
Merasa aneh dan menjadi merasa asing saat berkerja dan tidak begitu percaya diri. Dengan kesibukannya bekerja ia yang sebagai Kasir ini yang selalu tersenyum kepada pelanggan walaupun Kimberlly menggunakan seragam yang salah, namun Kimberlly mencoba untuk percaya diri terhadap pembeli.


















1
Pria Idaman



Pekalongan, Mei 2016

Seorang  lelaki yang bernama Andre ini hobi membaca tak hanya membaca yang di gemarinya ia juga menyukai Travelling, menulis bahkan tak lupa untuk mengisi hoby yang di gemarinya menjadi Fotograf. Senja kepergiannya yang ingin mengambil gambar, hangout bersama teman dekatnya di salah satu tempat yang belum pernah di jumpainya Dieng, ia yang menyukai hal – hal yang baru ini menjadikannya move dalam hangoutnya. Dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya yang selalu di pakai setiap harinya, mengelilingi perjalanannya yang penuh lika – liku dengan memandang pemandangan di sekitar.
keren gila tempat ini...!!! “
dengan terikannya yang membuat temanya kaget,
dasarrrr....!!!! kalau triak bilang – bilang dongg...!!!! “
dengan kekagetannya adi yang membuat motor menjadi tidak stabil
hingga mereka sempat terjatuh dalam mengendarai motornya. Lima jam perjalanan yang di butuhkan untuk menuju tempat tersebut, dengan perjalanan yang cukup lama itu mereka tidak menyia – menyiakan perjalanan tersebut, menengok kenan dan ke kiri untuk melihat pemandangan di sekitar.
Pemandangan di sekitar membuatnya mereka merasa kagum karna belum pernah lihat sebelumnya indah, rindang, elok, bahkan cuacanya pun begitu sejuk, hingga mereka berhenti sejenak untuk mengambil gambar di sekitar.
Dengan perjalanan yang membutuh waktu lebih lama itu mereka sampai pada tujuannya Wisata Dieng, mereka mencari Villa untuk tempat beristirahat sejenak.
“sudah ku bilang Villa di sini itu nyaman – nyaman ndree..? tanya Adi dengan mengentalkan kamar Villanya.
“jangan lama – lama di kamar kita mandi terus kita langsung Explorer tempat ini? ”jawab Andre dengan melepaskan tas yang membebani tubuhnya.
Mereka menuju tempat Batu Padang, kebanyakan orang mengatakan tempat tersebut begitu indah, menakjubkan, untuk mengambil gambar, karna perjalanan yang terjal dan cukup menguras tenaga.
Dengan udara yang sejuk dan pemandangan indah membuat mereka betah, Andre berjalan dengan melihat Objek di sekitar, mengambil foto dengan kamera DSLR yang dibawah-Nya pemandangan indah dan tak lupa pula mengambil gambar satu persatu, mereka berjalan mencari objek yang lebih indah dari tempat sebelumnya.
 “ Gila pemandangan di sini keren brow”
kekaguman yang membuat Adi betah di tempat tersebut, “Sebentar lagi mungkin kita sampai”
 perjalanan yang begitu naik dan turun hingga terjal untuk mendapatkan objek yang indah. Keringat yang menetes di pipih membuatnya mereka tak menyerah.
“Gila terjal sekali brow perjalanannya...!!!” “Santai aja iya..” Jalanan yang di lewatinya begitu ramai, mereka bertemu banyak orang berjalan dengan kekasihnya, sendiri, bahkan para Fotograf juga banyak yang melawati jalan tersebut,
 “Andre..!!! hahaha kamu kalah.. lihat...!!! tu mereka kebanyakan bawa cewek.. Kamu mana ceweknya...!!!” dengan perkataan yang sedikit mengejek
“Hahaha ehh Adi kamu lihat, atau bercermin kamu juga tidak bawah cewek kamu..?”
Mereka yang saling ejek – mengejek mereka sampai pada tempat tersebut.
Pemandangan yang indah melihat ke bawah berdiri di atas awan mereka berdua sampai lupa membicarakan tentang kekasihnya masing – masing,
                “ waooo ini yang berbeda dari tempat lain..broww”
Kesenangan mereka yang terkagum hingga membuat mata mereka tak berkedip, Andre mengeluarkan kameranya ia berjalan serentak menjauh dari Adi ia mencari tempat untuk mengambil pemandangan tersebut dengan kamera DSLR-Nya. Tiba – tiba Andre melihat pemandangan yang keren dari stannya.
“Diii sini coba lihat..!!” Andre yang memperlihatkan pemandangan dari tempat yang akan di ambil gambarnya. Adi pun berlari sambil berteriak
 “apaan sih...!!!” ia terkagum melihat pemandangan tersebut.
“Waoo Keren !!!!” teriakan Adi yang membuat pengujung lain menatap mereka berdua..
”Adi Jangan kenceng – kenceng, coba lihat mereka semua..!!”
 “hehe maaf – maaf” Adi yang malu akan tingkah lakunya,
“ternyata rame juga di sini yang ndre?”
“ dari tadi kali pertama kita sampai di sini sudah banyak orang ...??” “Oh iya aku kok tidak lihat?”
“tidak lihat kok sampai sini?” perkataan dan ejekan mereka berdua yang membuat pengujung kembali seperti sebelumnya. Menikmati akan pemandangannya yang indah udara yang sejuk membuat mereka bersantai duduk menikmatinya di sebelah pohon cermai, mereka berdua santai dan membicarakan cewek yang ada di sampainya yang juga sedang santai di bawah pohon cermai,
“Andre coba dehh, kamu bayangin” tanya Adi sambil Mengkhayal
“Sebentar aku banyangin dulu” jawab Andre dengan ledekannya
“Belum ndre belum suruh aku bayangin, coba lihat mereka berdua di samping kita?”
“kenapa ?”  
“mereka berdua tidak cocok”
“Kok bilang gitu”
“iya itu lihat mereka berdua tapi kaya seperti orang pacaran”
“ kok bisa tau?”
“kalau pacaran itu pegang tangannya, mereka malah berantem”
“yang itu namanya cinta brow, kadang senang kadang juga harus menerima masalahnya mereka berdua” jawab agak sedikit keras
“Iya juga si benar?”
“ tapi mending mereka berdua brow”
“kenapa emang ndre”
“iya mending mereka berdua dia sepasang kekasih.. lah kamu.....!!! hahahahah”
 “hahaha” mereka berdua tertawa terbahak – bahak sampai sepasang kekasih yang di sebelah pohon cermai tersebut melihatnya.
“di adiii dieemmm!!!, di lilhatin sama mereka!!”tanya sedikit lirih.
 dengan tertawanya Andre dengan Adi membuatnya sepasang kekasih tersebut pergi.
“ tu kan mereka berdua kabur ...!!!”
“hahahahaha”
“ ketawa lagi” dengan ketawa yang belom sempat selesai kedatangan dua wanita cantik, mereka berdua bersantai di tempat yang barusan sepasang kekasih pergi meninggalkan tempat tersebut.
“stop ketawa coba lihat itu ndree..??”tanya Adi dengan menatap dua wanita tersebut.
 “kenapa emang mereka berdua cewek kan” jawab Andre dengan cuek.
“ iya gue tau mereka berdua cewek tapi beda?”
“bedanya di mana Adiii..!!!”
“ iya mereka beda mereka cantik”
“ahh kamu wanita cantik aja kamu kagum, biasa aja stay cool”
“ ahh sok cool kamu, kalau kita tidak bergerak entar mereka berdua pergi”
“yaudah gy sana kamu yang bergerak aku gak, aku di sini aja?”
“ gila ada kesempatan gini kamu diem aja, yauda gue coba untuk deketin”
 Adi yang haus akan wanita yang membuatnya ingin mendekatinya, adi berjalan mendekati wanita tersebut. Dengan teknik jitunya Adi yang ingin terhubung dengannya.
“ neng mau tanya untuk waktu berlama di tempai ini sampai jam berapa yah”tanya senyum ke gantengan.
“ kalau gak salah sampai sore sekitar jam 17.00 WIB”jawab agak sedikit respond.
“Oh bentar lagi berarti yah.. ini sudah jam 16.00 WIB. Sih??”jawab Adi dengan melihat jam yang ada di tangan kirinya
“Iya mas”
“Oh iya aku 1 jam berlamaan sama kamu gak apa – apa kan”
Tanya Adi dengan teknik jitu dan gombalnya Adi mebuatnya wanita tersebut tersenyum dan merespond,
 “hehehe”
“masnya pinter gombal yah”jawab dengan tersenyum tipis
Adi berhasil untuk bisa terhubung dengan dua wanita tersbut.
“gini aja mening ngumpul aja kesana ketempat pohon cermai itu sama temen aku? Gimana? Lagian di sini kan panas juga?”
“ iya mending kesana aja”
“yaudah yuk Nad kesana aja?” Adi berjalan kembali ketempat dengan dua wanita tersebut.
Andre yang berfikir akan gagal dengan aksinya.
“Gila kena juga itu cewek sama dia..”ucapan Andre di dalam hatinya.
Perkenalan mereka yang membuatnya lebih asik untuk ngobrol di tempat tersebut, pemandangan yang indah dan di temani ngobrol kedua cewek cantik, meraka begitu cepat nyambung satu sama lain.
                Perbincangan mereka yang membuatnya semakin akrab dan semakin tidak lupa waktu bahwa mereka sudah melebih batas waktu. Karna peraturan di tempat tersebut jam 17.00 WIB harus sudah meninggalkan tempat tersebut, dengan kelalaian mereka yang asik berbincang hingga mereka terburu – buru meninggalkan tempat tersebut. 15.30 WIB mereka melebihi waktu yang sudah di tentukannya mereka turun dengan tanpa cahaya.  Matahari yang hampir tenggalam membuatnya gelap tak terlihat arah jalan pulangnya. Mereka turun selangkah demi langkah perlahan dan hati – hati tak melihat jalannya.
“Hati – hati jangan terburu buru Adi” tanya Andre dengan suara pelan tapi keras.
“gak kita harus cepat sampai bawah”
“ehh lu mikir gak sih kita sama wanita..!!!, wanita itu beda dengan laki – laki..?”  perjalanan pulang  yang gelap tanpa cahaya mebuatnya Andre dan Adi ribut, pikiran yang panik hati yang tidak tenang semuanya campur jadi satu, mereka berbeda pendapat tanpa obrolan dengan kepala dingin.
“Iya saya tau kita sama wanita... tapi kita harus cepat..” Keegoisan Adi yang membuatnya semakin panas Andre tak panjang pikir untuk tidak mengikuti Adi yang berjalan cepat tanpa kesadaranya bahwa jalan yang tak terllihat, jalan yang terjal, gelap gulita tak terlihat bahkan mereka membawa dua wanita Andre pun berhenti sejenak.
“ Kenapa berhenti?”tanya Adi dengan kaget.
“Aku gak suka lu egois, dengan kemauan lu sendiri, kita di sini sama wanita, kasihan mereka?, lu kalau pengen cepet sampai bawah lu jalan sendiri atau lu lari sendiri.. Pikir itu..!!!?” jawab Andre dengan kepala panas.
 nafas semakin tak setabil berbincangan mereka berdua tak kunjung selesai, dengan omongan Andre yang sedikit keras dan pelan itu Adi berfikir dan diam ia berjalan serentak pelan mencari tempat duduk untuk menenangkan diri.
“udah donk jangan berantem mulu..??” Bella yang angkat bicara mencoba menenangkan mereka berdua  yang sedang membara.
“ yaudah kita duduk aja dulu kita istirahat sebentar “ Nadia yang capek menginginkan untuk istirahat sejenak. Kepudulian yang membuat Bella dan Nadia merasa nyaman dengan perkataan, sifatnya tingkahnya seperti melindungi orang yang dia sayang. Padahal mereka baru mengenalnya dua jam yang lalu. 15 menit mereka duduk dan membicarakan masalah ke egoisan Adi.
“Oke kita jalan perlahan – lahan, tapi kalau gelap gini aku tidak tau jalan pulang..??” perkataan Adi yang sedikit tenang, Andre menjawab dengan penuh sahabat.
 “Oke karna jalan yang gelap kita semua tidak tau jalan pulang kita sama – sama mencari?” mereka akhirnya bersatu dan bisa menenangkan hati masing – masing, Mereka kembali berjalan perlahan dan berhati – hati.
“Andree..!!!” Adi yang tiba – tiba berhenti lagi setelah 10 langkah berjalan. “Kenapa..? Kok berhenti?” jawab Andre penuh kebingungan”
 “Ini kiri atau ambil kanan? Persaan tadi tidak ada jalur ini..??”
 “ iya tadi gak ada kayaknya, kenapa ini ada dua jalur” mereka kebingungan yang seakan ada jalur baru.
 “ Gak ndre ini emang ada...!!!, tadi kau sama nadia juga lewat jalur ini” Bella yang inget jalur yang tadi di lewatinya tanpa ragu ia mengucapkanya “Iya bener sekali.. tadi lewat jalur ini” sambut nadia dengan percaya diri.
 “tapi kamu tau jalur mana arah pulang”
 “Nah itu..!!! aku juga lupa... jalur mana yang aku lewati” jawab Bella dengan mata melirik ke arah jam satu, merasa kebingungan
“kalau kamu inget tidak Nad..??” tanya andre ke Nadia dengan pelan.
“Aku juga lupa ndre” jawab Nadia dengan nafas yang tidak teratur.
“Kamu kenapa...!!!” Andre yang mejawab penuh dengan kekagetan ini membuatnya takut Nadia kenapa – napa. Nadia hanya bisa diam sambil mengusapkan kedua tangannya ke mukanya sambil duduk perlahan, sebelum sampai duduk di sebelah akar pohon yang ada di dekatnya tiba – tiba ia terjatuh.
 “Nadd.....!!!!!!” Triakan Andre sambil memegang tangan Nadia dan di ikuti Adi dan juga Bella. Mereka bertiga panik dengan terjatuhnya Nadia di jalur yang gelap gulita itu.
“Aduhh Nadd...!! kamu pake acara Pingsan lagi??” Ucapan Bella dengan mengeluarkan air matanya ke pipih, kaki yang tidak bisa diem bergetar.
“Tenang Bella..?? Nadia tidak apa – apa” Adi yang mencoba menenangkan Bella dengan memegang tanganya dan mengusapkan air mata yang jatuh di pipihnya” Andre mencoba menyadarkan Nadia yang tergeletak di dekat pohon.
“Nad...!!! Nad..!!!” Suara Andre yang sedikit keras dan mendekatkanya ke telinga Nadia, Andre mencoba dengan berbagai cara untuk menyadarkan Nadia. Usaha Andre tidak membuat Nadia Sadar,
“Gini ndre.. mending angkat terlebih dahulu kita bawah ketempat yang agak sedikit ada rumputnya, jangan tergeletak di tanah gitu” ide Adi yang di ucapkan ke Andre dengan memeluk Bella  yang masih nagis penuh ketakutan. Andre pun menyetujui ide Adi. Kedua tangan melepas jaket yang ia pakainya Andre menyelimuti jaket yang di pakainya ke badan Nadia dan ia membawanya ketempat yang ada rumputnya. Andre mencoba untuk menyadarkan dengan mengambil daun rumput yang kecil dan sedikit runcing untuk menggelitikan ke hidung Nadia.
 “semoga aja dia sadar” Nadia pun sadar dengan bersin melontarkan ke wajah Andre.
“Sstttt...Kamu tidak apa – apa nad...!!!”
“Aku dimana kok gelap gini.” Sabut Bella yang langsung memeluk Nadia.
 “Nad kamu tidak apa – apa Nad.. kamu tadi pingsan Nad..!!!” Pertanya bella yang gugup dengan senang karna Nadia kembali sadar.
“aku tidak apa – apa Bella, Cuma aku masih capek aku tidak kuat untuk jalan??” jawab Nadia yang masih kecapean.
“Oke gini aja kita sudah terlalu lama di tempat ini, kalau kita nunggu Nadia staminanya kembali lagi? Itu tidak mungkin. Mending kamu gendong Nadia ndre..?” Sambut Adi yang agak keras dan tidak mau terlalu lama di tempat tersebut
“Oke saya gendong Nadia. dari pada kita nunggu stamina kamu kembali fitt lagi itu terlalu lama” jawab Andre dengan pasti dan mengajak Nadia untuk naik di punggung Andre.
“kamu yaqin ndre kamu kuat” jawab nadia dengan lemas. Mereka berempat melanjutkan perjalanannya hingga sampai Nadia sadar meraka belum yaqin akan jalan mana yang harus di lewatinya.
“Oke gini aja ndre kita lewat kanan aja, semoga jalur ini benar..” tanya Adi ke Andre dengan keyaqinan fellingnya.
“ kamu yaqin ndre..? ini jalan yang bener...??” jawab Andre dengan penuh keraguan.
 “Yaqin ndre..???” Tak ragu dengan felling Adi mereka berempat menurutinya dan mereka jalan setapak demi tapak mengambil jalur ke kanan, berjalan penuh dengan hati – hati dan berdoa, Adi begitu yaqin dengan felling yang keluar dari otaknya. Dengan membawa potongan kayu yang di temuinya waktu Nadia pingsan lumayan membantu untuk meraba perjalanan yang begitu gelap gulita itu. Lima menit kemudian mereka menemukan cahaya yang dimana tempat tersebut adalah jalur keluarnya.
“Yess..!!! itu benerkan fellingku ndre???
” tanya Adi dengan penuh wajah yang bahagia.
 “yuhuiiii... Brooww kita sampai..!!!” mereka Happy karna tidak lama lagi keluar dari jalur tersebut. Mereka langsung melanjutkan perjalananya selangkah demi dan masih berhati – hati.
                Perjalanan mereka yang begitu penuh tantangan akhirnya bisa di taklukkanya dengan doa dan semangat hingga mereka berdebat dan sampai seorang dari temen mereka yang baru saja kenal pinsan, mereka langsung menuju Villa mereka masing – masing. Dan Nadia yang masih belum bisa berjalan, Andre mengantar dengan menggendong Nadia ke tempat Villanya. Begitu pula Adi yang masih memeluk dengan tangan kanannya berjalan dan mengater mereka berdua.
“makasih yah..?? kita baru saja kenal tapi kamu berdua baik banget” ucapan terimakasih dari Bella dengan lembut dan wajah yang begitu mengemaskan.
 “Santai ajalah Bella..?? yaudah istirahat gy..!! apa aku antar ke kamar..??” Jawab Adi dengan penuh keinginan, dengan sikap Andre yang Dewasa ini ia langsung menginjak kakinya ke kaki Adi.
“dasar luuu... di...!!!! ada maunya, jangann...!!!” jawab Andre dengan sikap yang serius.
“hahaha hahaha” jawab Adi denga tertawa..
 “becanda juga ndre...!!!, tapi serius juga tidak apa – apa sih..?? tidak menunggu lama Andre langsung menyeret Adi mengajak pulang. Adi mengucapkan selamat malam dengan suara yang keceng karna ia masih di seret sama Andre
“Selamat malam Bella dan nadia..!!!”.










Pagi hari 06.00 WIB....
               
                “Ndree bangun...!!! udah jam 06.00 WIB. Kita harus pulang,,??” Ucap Adi di atas kamar dengan melepas selimut.
                “hmm.. Masih pagi..?”jawab Andre dengan menguap yang masih ngantuk.
                Adi yang terbangun terlebih dahulu dari Andre, ia turun dari kamarnya berjalan kebelakang menuju Dispenser yang ada di sebelah kiri kamarnya ia membuat kopi dan bersantai di depan Villa. Menikmati udara segar di pagi hari, ia duduk di kursi semi sofa yang berwarna putih membaca koran yang tergeletak tak beraturan di samping meja.
             “Lu bangun jam berapa jam segini udah di luar sambil minum kopi
          “jangan lupa nanti kita langsung pulang kita disini Cuma satu hari” tanya andre dengan mengusap tangan kemukanya di atas kamar. “iya abis ini kita siap – siap?, yaudah lu mandi?” jawab adi dengan membaca koran.
               Mereka yang sudah berjanji tidak akan lama – lama untuk berlibur di tempat tersebut, mereka merencanakan pulang pagi hari. Namun adi yang masih ingin berlama di tempat tersebut, ia masih ingin mengExplorenya lagi, Adi yang sudah pernah melihat pemandangan yang indah dan mengenal 2 dua wanita membuatnya betah di tempat tersebut,
            “Gue sudah mandi ngapain lu masih di situ aja?” tanya Andre dengan mengusap anduk ke badanya yang bercucuran air.
         “Iya nanggung ini bacanya..??” jawab Adi dengan melengos. Andre yang setelah mandi ia langsung ganti pakainnya  baju oblong berwarna abu – abu dan memberesakan baju yang kotor ke dalam tasnya.
 “ sudah ku bilang jangan lama – lama? Mandi terus beresin semuanya, kita on the way?” tanya Andre dengan membereskan bajunya.
        “iya – iya ini udah” jawab dengan meletakan koran di meja.
         Adi langsung berjalan menuju kamar mandi ia membuka pintu “ ciett – ciett” dang menutupnya dengan kencang “ blakk..!! blakk...!!”. tingkah kekesalan Adi dengan menutup pintu dengan kencang membuatnya Andre sedikit kaget dan berfikir “ ini anak kenapa?” Andre yang hanya diam dan tak bertanya dengannya. Andre melanjutkan menata barang bawaannya. Kesesalan yang masih membara tak ingin meninggalkan tempat tersebut, Adi yang masih ingin menjumpai dua wanita yang di kenalnya saat di Batu Padang,
      “aku  itu masih ingin  di sini..!!!”
Iya Andre tahu maksud Adi. “mending lu temui dua wanita yang tadi terlebih dahulu?”
“terus ngapain?” jawab Adi dengan bengong.
“lu minta kontaknya terus lu izin mau pulang? Gue tau lu sebel ?”
Adi berlari terbirit – birit dengan rambut yang berantakan, menemui Nadia dan Bella.
  Pintu yang tertutup dan terkunci membuatnya Adi cemas. Ia berfikir : aduhh jangan – jangan mereka sudah pulang?. Kecemasan yang membuatnya muka layu tak membuatnya menyerah. Suara ketokan pintu yang keras tak membuatnya perubahan Amel dan Bella keluar dari Villa tersebut.
“mas maaf villa tersebut sudah kosong dua jam yang lalu” Seorang bapak berjenggot. “apa...!!!! “ jawab Adi dengan kaget.
Adi berlari dengan terburu – buru kembali ke Villa. Adi yang langsung membereskan pakaiannya dan memasukkan ke dalam tas.
“ ayo cepat kita One The Way ndre...???” tanya Adi dengan terburu – buru.
“???” jawab Andre dengan kebingungan dengan berjalan menuju Adi yang menaiki motor.
               Perjalanan pagi hari dengan berbaur kecepatan tak menikmati perjalanan yang ada di sekitar, rambut yang  rapi kini berubah, angin yang mengibas mereka berdua dengan kecepatan 100 kg/jam mencari di mana mereka berada,
          “ kenapa tadi aku ajak  lu tidak mau? Kini malah ngebuttt...?” tanya Andre dengan sedikit kencang dengan mengendong tasnya
     “ mereka sudah On The Way dua jam yang lalu..?” jawab Adi dengan konsentrasi mengendarai sepeda motor.
             Kepergian dua wanita Bella dan Nadia membuatnya Adi gelisah ia yang ingin mencoba bisa terhubung dengannya, Andre mencoba menenangkan ambisi Adi yang begitu tinggi. Ia membujuk untuk menurunkan gas motornya. “Adi.. turunkan gas motornya ini jalan banyak tikungan tajam..!! Kalau jodoh pasti bertemu di...???” tanya Andre dengan lembut namun sedikit kencang.
                  Tanpa banyak bicara Adi menurunkan gas motornya, ia mengendalikan tangkai rem yang ada di sebelah tangan kanannya. Serentak lepas dari jok motornya ia berdiri tegak di sebelah Andre dengan menunduk ke bawah. “ benar juga kata lu ndre..??”
Seperti perasaan aneh yang menyusupi hati Andre, tadinya Andre hanya ingin membujuknya untuk menurunkan gas motornya. Namun Adi menginginkan Andre yang mengendarai motor.
                   Ambisi Adi yang begitu tinggi akhirnya bisa di tenangankan, tangan kanan Andre yang memencet starter motor  kaki yang beralaskan sepatu menginjak tangkai gigi motor yang ada di sebelah kiri kakinya. Mereka melanjutkan perjalanan dengan menikmati perjalanan di sekitar dengan kecepatan 60 Kg/Jam. Dua jam perjalanan pulang dengan terik matahari membuatnya tenggorokan mereka kering. “Air meneralnya masih ada ndree?“ tanya Adi dengan ke cucuran keringat yang menetes ke pipihnya, bibir yang kering. “ yah sudah nanti kita berhenti di POM Bensin saja?” jawab Andre dengan konsentrasi mengendarai motornya.
                     Terik sinar Matahari yang lumayan panas membuatnya mereka berhenti dan beristirahat sejenak di POM Bensin yang berada di kiri jalan. Di sebuah Minimarket Andre berjalan memasukinya. Aneka makanan ringan yang tertata rapi di rak tampak menarik, belum lagi bersisir-sisir Air mineral yang bergelembungan Ice rapi di kulkas. Baru saja Andre mau mengambil dua Air mineral dan dua roti yang tertata rapi di rak itu, tiba – tiba dari sisi seberang muncul kepala Adi.
  “ Hei! ndre kopi 1..!!” ucapan Adi yang pelan di seberang karna terlapis kaca tebal yang susah untuk menangkap suara.
“hmm lu kira aku pelayan?” cetus Andre, Keduanya duduk di depan Minimarket yang sudah di sediakan, mereka mengobrol, tertawa – tawa, menceritakan kejadian saat pertemuannya dengan dua wanita. “ Sebentar – sebentar..” tiba – tiba Andre memotong pembicaraan. Wajahnya tampak siaga seolah-seolah sesuatu akan menyeruak muncul.
“Ada apa?” Adi ikut melihat ke sekeliling.
“Bau ini ... kamu cium, nggak?” Andre mengendus-
endus.
“ Kamu ketut ya?”
“ Bukan! “ Andre memberengut, “ ini baju kotor yang ada di dalam tas ... kecium, nggak?” Andre lantas menghirup napas
dalam-dalam, berkali-kali, dan mukanya seperti orang
ekstase.

                




Yang sedang mencari buku tentang kuliahnya  ia ini datang ketempat buku tersebut .setelah ia menemukan bukunya ia pun menanyakan ke kasir “ mba kalau buku ini ada VCDnya gak” “ kalau yang ini gak ada mas “  “ owh gak  ada ya mbakk.. yaudah gak apa apa mba“ dengan membeli tersebut si Andre yang biasanya kelihatan cool di hadapan cewek tetapi ia tidak, saat melihat Kimberlly mengetikan barang yang di belinya, “ semuanya Rp . 176.000,- mas..?” setelah ia membayar Andre pun langsung pergi dan meninggalkan Tokoh tersebut. Andre yang sudah mellihat Kimberlly yang begitu cantik dan ke imutanya dan begitu cuek Andre pun ingin mengenalinya. Dengan rasa penasaran. Dengan menaiki motornya setelah Andre memebeli buku tersebut “siapa sih namanya mbehh.. sial kenapa tadi gak nanya..” Andre pun masih merasa penasaran ingin begitu cepat mengenalnya namun Andre yang sedikit egois ini ia pun tetap memikirkan diri sendiri “ tetap tenang gue harus bisa tetep cool di hadapanya dia...!!”  ia yang tak kunjung selesai memikirkan dia tibalah di rumah. Dengan cepat ia mencoba membuka buku yang barusan di belinya. Dan ia terburu – buru membuka buku bukan untuk membaca buku yang barusan di belinya melainkan ia mencari informasi di Struk pembayaranya. Karna ia yang  ingin mengenal yang bernama Kimberlly ini. Dengan rasa yang terburu – buru “ mana info kontaknya...? ” dan akhirnya Andre pun menemukan info kontak Tokoh tersebut. Dengan rasa senang hati ia yang ingin mencoba menghubunginya..” yesss...!!! adaaaa....!!!! yuhhuhuhuuh...!!!”  Setelah Andre mendapatkan Nomor Telp Toko tersebut, ia tak langsung untuk menghubuinya ia yang menunggu berapa hari untuk mengghunginya. Andre yang hanya seorang Admin di Perusahan San-zaeri. Andre yang tak hanya bekerja ia juga mejalani sebagai Mahasiwa ia mengambil Studi TI ( Teknik Informatika). Dengan kesibukannya yang ia alami setiap pagi harus kerja pulang kerja ia harus kuliah, ia tidak lupa pula untuk menyisihkan waktunya untuk mengisi Hobinya yaitu Menulis, ia yang menguasai di bidang IT ia pernah di ajak oleh sala satu temenya SMA untuk bekerja di salah satu penulisan article di Jakarta. Namu ia yang mempunyai sikap rendah hati ia menolak ajaknya karna ia tau bahwa ia sedang menjalani Kuliah. Andre yang begitu cool, rendah hati, dan sedikit egois ini ia juga selalu simpatik terhadap orang – orang di sekitar bahkan ia suka menolong sesamanya. Ia yang juga hobi membaca ia pun di rumah tak hanya ada 1 atau 2 buku di rumah ia memiliki rak buku yang hampir isinya mencapai 200 buku, rak buku yang di belikan waktu SMA sama Ayahnya ia yang selalu di pasang di ruang tengah ini selalu bersih dan rapih. Dengan hobinya yang suka membaca ia selalu setiap ia menerima gajih ia pasti mebeli buku di Tokoh terdekatnya. Perjalanan andre yang begitu berliku liku tidak pernah menyerah dalam menyelesaikan masalahnya.

0 Response to "Tokoh Buku"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel